Perjuangan yang begitu panjang dan berliku akhirnya berakhir manis bagi tim Debat Bahasa InggrisProgram Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro. Dalam final lomba Nursevaganza kategori Debat Bahasa Inggris, tim yang digawangi Intan Maharani SB (angkatan 2008), Husnul Khotimah (angkatan 2008) dan Azka Fhatiya R (angkatan 2009) berhak menjadi yang terbaik di Indonesia dengan menggondol Juara I Nasional English Debate Competition Nursevaganza tahun 2011.
Nursevaganza merupakan kegiatan ilmiah dan lomba paling prestisius ILMIKI (Ikatan Lembaga Mahasiswa Ilmu Keperawatan Indonesia) yang digelar bekerjasama dengan universitas tuan rumah. Tahun ini, final hajatan besar ILMIKI ini digelar di kampus Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, Depok. Sebagai ajang aktualisasi diri dan unjuk gigi para mahasiswa keperawatan se-Indonesia, Nursevaganza digelar dari mulai tingkat wilayah hingga puncaknya final ditingkat nasional.
Dua kategori lomba yakni Lomba Cerdas Tangkas (LCT) dan Debat Bahasa Inggris menjadi dua primadona yang diperebutkan para peserta guna menjadi yang terbaik. Setiap lomba digelar di 6 wilayah ILMIKI se-Indonesia dan final di Jakarta dengan tuan rumah Universitas Indonesia. Juara 1 setiap wilayah untuk lomba debat serta juara 1 dan 2 untuk lomba LCT berhak mengantongi tiket final di Jakarta. Sebagai Juara 1 debat dan Juara 2 LCT wilayah ILMIKI IV (Jateng dan DIY), Prodi Ilmu Keperawatan Undip berhak mewakili wilayah ini untuk bertarung di final dan bersaing dengan para juara wilayah lain. Tim yang terdiri atas Intan Maharani SB, Husnul Khotimah, dan Azka Fhatiya R (tim Debat) dan Febriana Sartika Sari, Imam Rosyada, Maria Wisnu K (LCT) pun menjadi delegasi dari Keperawatan Undip.
Selain Universitas Diponegoro, sejumlah universitas besar pendidikan keperawatan di Indonesia (para juara di masing-masing wilayah) seperti Universitas Indonesia, Universitas Gadjah Mada, Universitas Airlangga, Universitas Brawijaya, Universitas Hasanudin, dan lain sebagainya turut bersaing ketat memperebutkan kursi juara di dua kategori ini.
Dalam final lomba debat Bahasa Inggris, tim keperawatan Undip tampil mengesankan dengan mengalahkan lawan-lawannya di babak penyisihan, semi final dan final. Tim berjuang dengan keras untuk mempersembahkan yang terbaik bagi almamater. Dalam debat ini, gaya yang digunakan adalah the Asian Parliamentary. Disini peserta lomba terbagai atas dua tim yakni tim yang bertindak sebagai tim pemerintah (government) dan tim yang bertindak sebagai oposisi (opposition).
Setiap tim terdiri atas 3 pembicara yang masing-masing (orang/pembicara) harus menyampaikan argumennya dengan mekanisme tertentu selama 7 menit 20 detik. Reply speech (pidato penutup) diberikan masing-masing tim dengan waktu selama 5 menit 20 detik. Sistem ini hampir sama dengan the Australasian Parliamentary, hanya saja ada perbedaan dimana dalam sistem the Asians ini ada Point of Information (POI) yang bisa diajukan anggota tim lawan di menit ke-2 hingga ke-6 untuk pembicara 1 dan 2 masing-masing tim. Adapaun mosi yang digunakan dalam lomba ini meliputi mosi bidang politik, sosial, ekonomi, olah raga, budaya dan bahkan hankam. Jadi walaupun peserta adalah mahasiswa keperawatan, mereka harus mampu menyajikan debat berbobot dengan mosi yang jauh dari apa yang mereka pelajari dalam perkuliahan. Mosi ini sudah diumumkan panitia beberapa hari sebelum pelaksanaan. Karenanya, setiap tim mempunyai waktu untuk mempelajari mosi yang akan diperdebatkan dengan referensi berbagai sumber. Babak penyisihan dan semi final menggunakan mosi ini yang dipilih dengan sistem motion preference.
Dalam debat ini, mosi yang berhubungan dengan keperawatan hanya digunakan dalam babak final dengan sistem impromptu. Setelah mengalahkan lawan-lawannya dibabak penyisihan dan semifinal dari Universitas Indonesia, tim Undip berhak atas tiket final dan harus berjuang keras menghadapi tim favorit Universitas Hasanudin Makasar. Final berlangsung mendebarkan disaksikan segenap peserta dari semua lomba, mahasiswa dan para dosen pendamping. Berdasarkan undian, tim Undip berada pada posisi oposisi yang menolak mosi yang diperdebatkan yaitu THBT Nurses with HIV Should Tell the Employers about Their Status.
Berbekal latihan dalam Diponegoro Nursing Debating Community dengan bimbingan langsung dari dosen pembimbing/pelatih Bapak Asih Nurakhir dan beberapa kali sparing partner dengan tim senior PSIK FK UNDIP, tim Undip tampil cukup percaya diri diantara teriakan-teriakan audiens yang sebagian besar mendukung UNHAS. Penyajian argumen yang sistematis dan didukung data-data ilmiah yang kuat menjadi senjata ampuh bagi tim Undip. Disamping itu, kekritisan memberikan rebuttals dan POI terhadap argument lawan juga menjadi kekuatan lain tim guna menggondol gelar juara.
Tim UNHAS sendiri tampil sangat bagus terutama dalam penguasaan Bahasa Inggris dan gaya debatnya. Hanya saja data ilmiah yang kurang tajam (banyak asumsi) dan sistematika argument yang kurang menjadi titik lemah yang bisa dimanfaatkan tim Undip sehingga juri pun memberikan kemenangan kepada tim Undip. Selain berhasil menjadi juara 1, pembicara dari tim Undip atas nama Azka Fathiya R juga dinobatkan sebagai best speaker (pembicara terbaik) kompetisi debat ini dengan mengalahkan anggota tim debat lainnya. Suasana bahagia dan haru benar-benar menyelimuti kontingen tim Undip setelah pengumuman hasil ini.
“Hasil ini benar-benar sangat membahagiakan dan mengharukan kami semua civitas akademika PSIK FK UNDIP. Perjuangan kami yang semata kami lakukan untuk almamater – UNDIP, akhirnya berbuah manis dan membanggakan. Kami berjanji untuk kembali mengharumkan nama Undip di kompetisi lainnya yang kami ikuti. Terimaksih sedalam-dalamnya kami sampaikan kepada semua pimpinan, dosen dan mahasiswa PSIK FK UNDIP atas dukungannya,” demikian disampaikan Asih Nurakhir, dosen pembimbing debat ilmiah Bahasa Inggris di Ilmu Keperawatan Undip. Sementara itu di nomor LCT, tim Keperawatan Undip belum berhasil memberikan yang terbaik setelah gagal masuk babak final. Bertanding di kloter 4, tim Undip harus puas berada di posisi 2 dan hanya posisi 1 lah yang berhak masuk final.
Kecekatan dalam babak rebutan menjadi poin kekurangan tim Undip dalam pertarungan kloter ini. Tiga universitas yakni Universitas Indonesia, Universitas Gadjah Mada dan UNKA bersaing dibabak final LCT. Keluar sebagai juara adalah UGM disusul UI dan UNKA. Ujian Berat Bayangi Kontingen Keperawatan Undip Sebelum mengikuti lomba, tim debat dan LCT Undip mengalami hambatan yang sempat membuat tim ketar-ketir. Selain karena persiapan/latihan yang sangat minim dikarenakan mahasiswa yang harus praktek klinik di rumah sakit dengan jadwal shift yang sangat padat dan berbeda satu sama lain, ada juga saat dimana tim debat Undip hampir saja mengalami diskualifikasi dari panitia. Hal ini dikarenakan tim datang terlambat akibat insiden pelemparan kaca bis yang ditumpangi menuju Jakarta oleh orang yang tidak bertanggung jawab.
Tim yang berangkat pada Rabu pukul 19.00 WIB dari Semarang (hanya beberapa jam setelah anggota tim selesai praktek klinik di rumah sakit - pukul 14.00) dan diprediksi sampai pukul 06.00 WIB pada hari-H lomba, ternyata mengalamai keterlambatan yang cukup parah. Bis yang menjadi sarana angkutan yang dipilih karena keterbatasan dana akomodasi yang tersedia bagi tim membutuhkan waktu yang lama untuk perbaikan dan berimbas pada jadwal sampai ditempat tujuan yang molor. Kurang lebih jam 08.00, posisi tim masih belum sampai di terminal kampung rambutan dan disaat yang sama harus maju lomba babak penyisihan melawan tim dari UI. Setelah mengadakan lobbying dengan panitia, tim pun diberi kelonggaran waktu sedikit dengan konsekuensi case building dilakukan di dalam bis dan perjalanan ke lokasi setelah mosi dirilis.
“Kami benar-benar khawatir dengan kondisi ini. Begitu sampai dikampus FIK UI dengan jemputan angkot rental dari panitia, kami harus langsung masuk ruang lomba karena sudah ditunggu tim juri dan lawan. Kami bahkan tanpa bisa berbenah diri sejenak (cuci muka-red) setelah semalaman di bis. Karenanya kami benar-benar sangat bahagia dengan hasil ini (juara 1),” demikian disampaiakn Azka dengan penuh rasa haru yang diamini rekan setim-nya Husnul dan Intan. Atas keberhasilan ini, tim Undip berhak atas tropi juara, sertifikat dan uang pembinaan yang akan diberikan diakhir rangkaian Nursevaganza pada Sabtu, 18 Juni 2011. Hingga berita ini ditulis, kegiatan Nersvaganza masih berlangsung dengan agenda city tour, farewell party dan seminar keperawatan nasional pada Sabtu
0 komentar:
Posting Komentar